Mengucapkankata kata yg sopan dan memuliakan tamu termasuk.. - 3553619 ahmad4414 ahmad4414 18.09.2015 B. Arab Sekolah Dasar terjawab Mengucapkan kata kata yg sopan dan memuliakan tamu termasuk.. 1 Lihat jawaban Iklan
OLEH A SYALABY ICHSAN Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya Di dalam ajaran Islam, memuliakan tamu lebih dari hubungan sosial antarmanusia semata. Sikap seorang tuan rumah terhadap tamu ternyata mempunyai nilai ibadah di sisi Allah SWT. Memuliakan tamu bahkan menjadi pertanda keimanan seseorang. โBarang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.โ HR Bukhari. Alquran sempat mengisahkan bagaimana adab Nabi Ibrahim AS memuliakan tamunya yang tak lain adalah malaikat Allah. Nabi Ibrahim memuliakan para tamunya itu saat mereka datang ke tempatnya. Meski Ibrahim tidak mengenal tamu tersebut, dia pergi diam-diam untuk menemui keluarganya. Ibrahim pun membawa daging anak sapi gemuk panggang untuk dihidangkan kepada mereka. โSudahkah sampai kepadamu Muhammad cerita tentang tamu Ibrahim malaikat-malaikat yang dimuliakan? Ingatlah ketika mereka masuk ke tempatnya, lalu mengucapkan, "Salaman.โ Ibrahim menjawab, "Salamun, " kamu adalah orang-orang yang tidak dikenal. Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk yang dibakar, lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim berkata, "Silakan kamu makan.โ Tetapi mereka tidak mau makan, karena itu Ibrahim merasa takut terhadap mereka. Mereka berkata, "Janganlah kamu takut," dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan kelahiran seorang anak yang alim Ishaq." QS adz-Dzariyat 24-28. Syekh Jamaluddin al-Qasimi dalam Saripati Ihya Ulumuddin Imam Al-Ghazali menjelaskan, sebisanya dalam mengundang seseorang, pengundang melihat ketakwaan undangannya. Orang-orang yang bertakwa lebih utama ketimbang orang-orang fasik. Ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW โMakanlah makanan kalian bersama orang-orang baik.โ Lantas, bagaimana hukum mengundang orang non-Muslim sebagai tamu kita? Pakar fiqih Ahmad Sarwat menjelaskan, bergaul dengan selain Muslim dibenarkan bahkan memberi makan bagi seorang non-Muslim yang fakir justru dianjurkan. Dia pun mengungkapkan, di antara delapan asnaf yang berhak menerima zakat adalah mualaf. Rasulullah SAW bahkan pernah memberi dari harta zakat kepada orang kafir yang sangat memusuhi umat Islam. Bukan semata-mata mengharapkannya masuk Islam, tetapi paling tidak orang itu berhenti dari memusuhi kaum muslimin. Kembali ke pandangan al-Qasimi, si pengundang janganlah membatasi undangan berdasarkan status ekonominya. Hendaknya, dia mengundang orang-orang fakir di samping orang kaya. Dia pun jangan sampai menyia-nyiakan kerabatnya. Menurut al-Qasimi, sikap tersebut merupakan tindakan pengabaian dan pemutusan silaturahim. Dalam mengundang tamu, dia harus memperhatikan urutan kawan dan koleganya yang dikenal. Jangan mengkhususkan sebagian orang karena bisa jadi menyinggung perasaan orang lain. Niatnya untuk mengundang para tamu itu pun hendaknya bukan untuk berbangga-bangga. Namun demi menyambungkan hati para saudara dan menggembirakan hati orang-orang mukmin. Dari sisi orang yang memenuhi undangan, al-Qasimi menjelaskan, hukumnya sunah muakadah bahkan bisa dikatakan wajib dalam beberapa kesempatan. Menurut dia, ada lima adab untuk memenuhi undangan. Pertama, jangan membeda-bedakan antara orang kaya dan orang fakir dalam memenuhi undangan. Sikap tersebut dinilai merupakan kesombongan yang terlarang. Kedua, jangan sampai dia tak mau memenuhi undangan dengan alasan jauhnya jarak sebagaimana keengganannya memenuhi undangan karena miskin dan tidak terhormatnya si pengundang. Selama jarak masih dapat ditempuh menurut kebiasaan, tidak sepatutnya ia enggan menghadiri undangan tersebut. Ketiga, jangan sampai tidak memenuhi undangan dengan alasan sedang berpuasa. Hendaklah menghadirinya bahkan jika berbuka bisa membuat hati saudaranya gembira, hendaklah berbuka. Dia bisa memperhitungkan dalam buka puasanya niat menggembirakan hati saudaranya. Dia pun telah mendapatkan apa yang lebih utama. Meski demikian, ulama Syafiโiyah al-Khatib as-Syirbini dalam kitabnya Mughni al Muhtaj punya pendapat berbeda. Menurut dia, makruh membatalkan puasa sunah tanpa uzur. Hal ini berdasarkan firman Allah, yang artinya, โjanganlah kalian membatalkan amal kalian.โ Karena itu, membatalkan puasa sunah berarti menyelisihi pendapat ulama yang menyatakan wajibnya menyelesaikan puasa sunah. Namun jika ada uzur, seperti menemani tamu untuk makan, karena dia merasa keberatan jika tuan rumah tidak mau menemaninya makan, maka tidak dimakruhkan membatalkan puasa sunah bahkan dianjurkan. Ini sesuai dengan hadis, "Sesungguhnya kamu memiliki kewajiban terhadap tamumu." Serta hadis, "Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, dia harus memuliakan tamunya." Keempat, hendaknya ia tidak memenuhi undangan jika makanan hidangannya syubhat atau acara undangan diselenggarakan di tempat yang munkar. Sementara, si pengundang adalah orang yang zalim, fasik, atau memiliki maksud bermegah-megahan dan berbangga-bangga. Kelima, janganlah dia memenuhi undangan dengan maksud memenuhi syahwat perut sehingga menjadi orang yang sekadar melakukan amal dunia. Akan tetapi, hendaklah ia memperbaiki nilainya supaya dengan memenuhi undangan itu ia jadi beramal untuk akhirat. Wallahu a'lam.Untukmelepas kepergiannya, tak ada salahnya jika kamu mengucapkan satu dua patah kata yang berkesan untuknya. Sebagai rasa hormat kepada atasan dan rekan kerja lainnya. Melansir dari berbagai sumber, Minggu (22/5/2022), berikut ini deretan kata-kata perpisahan rekan kerja dan atasan yang sopan dan berkesan. Kata-Kata Perpisahaan Rekan Kerja1 Menyambut tamu dengan baik Ketika ada orang yang mengetuk pintu rumah atau memencet bel dan memberi salam adalah pertanda ada orang yang mau bertamu ke rumah kita. Hendaklah menjawab salam dan bersegera memberikan sambutan dengan membukakan pintu, senyum ceria, dan menyapa dengan ramah. Senyum ceria merupakan ekspresi bahwa kita senang menyambut kedatangannya. โSenyummu di hadapan saudaramu adalah sedekahโ, demikian sabda Nabi SAW HR Tirmidzi. Beliau juga bersabda ููุง ุชูุญูููุฑูููู ุดูููุฆูุง ู ููู ุงููู ูุนูุฑูููู ููุฃููู ุชููููููู ู ุฃูุฎูุงูู ููุฃูููุชู ู ูููุจูุณูุทู ุฅููููููู ููุฌููููู ุฅูููู ุฐููููู ู ููู ุงููู ูุนูุฑูููู โJanganlah engkau remehkan perkara maโruf, berbicaralah kepada saudaramu dengan wajah yang penuh senyum dan berseri, sebab itu bagian dari perkara yang maโrufโ HR Abu Daud BACA JUGA Kok Loncatanmu Lebih Tinggi? Beliau memberikan teladan dengan selalu tersenyum ketika berbicara. HR Ahmad Beliau dikenal sebagai orang yang paling banyak senyumnya, sebagaimana hadits dari Abdullah bin Al Harits bin Jaz`i dia berkata; โAku tidak pernah melihat seseorang yang paling banyak senyumannya selain Rasulullah SAW.โ HR Tirmudzi. Senyum kita melapangkan hati tamu dan membuat mereka merasa terhormat dan dihargai. Sapaan yang hangat akan lebih mencairkan suasana sehingga pertemuan menjadi lebih hangat dan akrab. Rasulullah memberikan teladan dalam menyapa tetamu-tetamu beliau. Ketika menerima utusan Abdul Qais beliau menyambut โSelamat datang wahai para utusan, yang datang tanpa rasa kecewa dan penyesalanโ HR Bukhari dan Muslim. Bahkan ketika Fathimah puteri beliau datang berkunjung, beliau menyambut โSelamat datang, wahai puteriku.โ HR Bukhari dan Muslim Tanyakan pula bagaimana keadaan mereka dengan menanyakan โApa kabar?โ Sapaan yang ramah merupakan ungkapan bahwa kita senang menerima tamu kita. Selanjutnya persilahkan duduk di tempat yang selayaknya di ruang tamu. Kebanyakan rumah dilengkapi dengan ruang tamu. Hendaknya ruang tamu selalu dijaga agar tetap dalam keadaan bersih, rapi, dan wangi. Keadaan yang kotor, berantakan, dan bau tak sedap menjadikan suasana menjadi kurang nyaman. 2 Menerima tamu dengan baik Tamu yang datang berkunjung ke rumah kita ada kalanya datang sendiri dan ada kalanya memang kita undang. Kedua-duanya hendaknya diterima dengan baik. Rasulullah SAW adalah contoh teladan penerima tamu yang baik. ููุงูู ุฌูุฑููุฑู ุจููู ุนูุจูุฏู ุงูููููู ู ูุง ุญูุฌูุจูููู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ู ูููุฐู ุฃูุณูููู ูุชู ููููุง ุฑูุขููู ุฅููููุง ุถูุญููู Dari Jarir bin Abdullah berkata; โSejak saya masuk Islam, Rasulullah SAW tidak pernah menolak saya untuk bertamu dan berkunjung ke rumah beliau. Dan beliau selalu tersenyum setiap kali melihat saya.โ HR. Muslim Menerima dan memuliakan tamu merupakan bagian dari tanda keimanan, sebagaimana disebutkan dalam hadits dari Abu Suraih Al Kaโbi bahwa Rasulullah SAW bersabda โBarangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya dan menjamunya siang dan malam, dan bertamu itu tiga hari, lebih dari itu adalah sedekah baginya, tidak halal bagi tamu tinggal bermalam hingga ahli bait mengeluarkannya.โ HR Bukhari Seorang mukmin hendaknya siap menerima tamu di rumahnya atau tempat lain yang layak. Terlebih-lebih bila tamu-tamunya datang atas undangannya, persiapannya haruslah lebih baik. Siapkan di mana mereka akan ditempatkan, bagaimana penyambutannya, dan apa jamuan atau hidangannya. Bila harus menginap, disiapkan pula kamar tempat mereka tidur. Mendapatkan jamuan adalah salah satu hak tamu yang harus kita tunaikan. Kitapun juga harus menyiapkan diri untuk kedatangan tamu kapan saja. Salah satu bentuk kesiapannya diwujudkan dengan menyediakan ruang tamu di rumah kita. Alhamdulillah, hampir setiap rumah kaum muslimin telah disediakan ruang tamu, dan bahkan banyak pula yang menyediakan kamar khusus untuk tamu yang menginap. 3 Menjamu Setelah tamu duduk dan berbasa basi sebentar, segeralah persiapkan dan hidangkan suguhan berupa air minum dan makanan ringan. Mendapat suguhan merupakan hak tamu. Dari Abu Suraih Al Kaโbi bahwa Rasulullah SAW bersabda โBarangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya dan menjamunya siang dan malam.โ HR. Bukhari Nabiyullah Ibrahim AS juga memberikan contoh dalam memberikan penghormatan kepada tetamunya sebagaimana diabadikan dalam al-Qurโan Sudahkah sampai kepadamu Muhammad cerita tentang tamu Ibrahim malaikat-malaikat yang dimuliakan? Ingatlah ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan โsalamโ, Ibrahim menjawab โSalam, orang-orang yang tidak dikenalโ. Maka ia pergi diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk yang dibakar, lalu dihidangkan kepada mereka. Ibrahim berkata โSilakan kamu makanโ. QS Ad-Dzariyat ayat 24 โ 27 Nabi Muhammad sendiri suka memberikan hidangan kepada tamu-tamu beliau. Dari Al-Mughirah bin Syuโbah dia berkata โPada suatu malam saya pernah bertamu kepada Nabi SAW. Lalu beliau memerintahkan untuk diambilkan sepotong daging kambing besar. Setelah dipanggang, beliau mengambil sebilah pisau, lalu beliau memotong-motongnya untukku dengan pisau tersebut.โ HR. Abu Daud Terhadap tamu non muslim pun beliau menjamu. Dari Abu Hurairah berkata, โSeorang kafir datang bertamu kepada Rasulullah SAW. Maka beliau memerintahkan untuk mendatangkan seekor kambing untuk diperah, orang kafir itu lalu memimun perahan susunya. Lalu diperahkan dari kambing yang lain, dan ia meminumnya. Lalu diperahkan dari kambing lain lain, dan ia meminumnya lagi, hingga menghabiskan susu dari tujuh kambing. Keesoakan harinya orangitu masuk Islam. Rasulullah SAW menyuruh agar kambing beliau diperah. Diapun minum air susunya, kemudian beliau memerahkannya lagi namun dia tidak sanggup menghabisinya. Sehingga Rasulullah SAW bersabda โSeorang mukmin minum dengan satu usus sedangkan orang kafir minum dengan tujuh usus.โ HR. Malik Terhadap pentingnya menjamu, Rasulullah SAW menyatakan ุนููู ุงููู ูููุฏูุงู ู ุจููู ู ูุนูุฏูู ููุฑูุจู ุฃูุจูู ููุฑููู ูุฉู ุนููู ุงููููุจูููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู ู ุฃููููู ูุง ู ูุณูููู ู ุฃูุถูุงูู ููููู ูุง ููุฃูุตูุจูุญู ุงูุถูููููู ู ูุญูุฑููู ูุง ููุฅูููู ุญูููู ุนูููู ููููู ู ูุณูููู ู ููุตูุฑููู ุญูุชููู ููุฃูุฎูุฐู ุจูููุฑูู ููููููุชููู ู ููู ุฒูุฑูุนููู ููู ูุงูููู Dari Al Miqdam bin Maโdi Karib, Abu Karimah dari Nabi SAW, โSeorang muslim yang bertamu kepada suatu kaum, dan pagi harinya tamu itu dalam keadaan tidak mendapatkan jamuan, seorang muslim wajib menolongnya hingga ia mengambilkan jamuan malamnya dari tanamannya dan hartanya.โ HR. Ahmad Para sahabat sangat mementingkan jamuan untuk tamu. Berikut ini riwayat terkait yang disampaikan oleh Nabi kepada Abu Hurairah โSeorang laki-laki Anshar kedatangan tamu dan bermalam di rumahnya. Padahal dia tidak mempunyai makanan selain makanan anak-anaknya. Maka dia berkata kepada isterinya; Tidurkan anak-anak dan padamkan lampu. Sesudah itu suguhkan kepada tamu kita apa adanya.โ Kata Abu Hurairah Karena peristiwa itu maka turunlah ayat Al Hasyr 9 ituโ HR. Muslim โDan mereka mengutamakan orang lain muhajirin atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahanโฆโ Bagian ke-4 dari Surah Al Hasyr 9 itu menunjukkan penghargaan Al Qurโan kepada orang yang memiliki empati kepada orang lain, padahal dirinya sendiri dalam kesusahan. Bayangkan betapa tinggi nilai perbuatan seperti itu. Anda yang memiliki kecukupan rezeki ada baiknya senantiasa memiliki persediaan minuman dan makanan di rumah, sehingga sewaktu-waktu ada tamu tinggal menghidangkannya. BACA JUGA Kisah Tuan Rumah Istimewa dan Tamu yang Mulia Ketika hidangan telah siap tuan rumah mempersilahkan tetamunya menikmati terlebih dahulu, baru ia mengikuti setelah tetamunya. Hal ini berdasar hadits Qatadah RA yang cukup panjang, dia berkata โโฆ.. Lalu Rasulullah SAW menuangkan air dan aku membagikannya, hingga tidak ada yang tersisa selain aku dan Rasulullah SAW. Kemudian Rasulullah SAW bersabda kepadaku, โMinumlahโ. Aku jawab, โAku tidak akan minum hingga engkau minum, wahai Rasulullahโ. Beliau bersabda, โSesungguhnya, orang yang memberi minum itulah yang terakhir minumโ. Qatadah melanjutkan โMaka akupun minum, dan Rasulullah SAW pun kemudian minumโฆ.โ HR Muslim, Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah, ad-Darimi 4 Mengiringi Tamu Ketika Pulang Bila tamu telah menikmati jamuan yang disajikan, menyelesaikan hajatnya, dan berpamitan hendak pulang hendaknya diucapkan kata-kata perpisahan yang menyenangkan, berterima kasih atas kunjungannya, dan menunjukkan raut wajah yang berseri-seri. Untuk menunjukkan keakraban, antarkan tamu hingga halaman rumah, dan pandanglah hingga ia telah keluar dari halaman rumah. Abu Ubaid Qasim bin Salam pernah mengunjungi Ahmad bin Hambal. Abu Ubaid berkata โTatkala aku hendak pergi, dia bangun bersamaku. Aku pun berkata karena malu atas penghormatannya itu โJangan kau lakukan ini, wahai Abu Abdillah!โ Sementara itu Abu Amar al-Hamadzani As-Syaโbi, seorang pemuka tabiโin yang cerdas dan tawaduโ yang diketahui belajar kepada 500 sahabat Nabi, mengatakan โDi antara kesempurnaan sambutan orang yang dikunjungi adalah engkau berjalan bersamanya hingga ke pintu rumah dan mengambilkan kendaraannya.โ [] SUMBER MUHAMMADIYAH JpS1.